Rasa
malu sangat berkaitan dengan kepercayaan diri. Bagaimana mengatasi agar sang
buah hati tidak malu-malu ya?
Ketika ada tamu datang, Dita hanya mengintip dari
balik tirai. Saat Mama menyuruhnya untuk keluar dan berkenalan, Dita
menggeleng. Namun ketika si tamu sudah pulang, meluncurlah beragam pertanyaan
keluar dari mulut mungilnya. ”Tante tadi namanya siapa, Ma? Cantik ya, Ma?
Rumahnya dimana, Ma? Kok bawa tasnya besar, Ma?
Perasaan malu sebenarnya muncul sebagai gambaran
anak sudah mulai mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya. Istilah
psikologinya self-understanding atau pemahaman mengenai diri sendiri.
Biasanya hal ini dimulai pada usia sekitar satu setengah tahun. Misalnya, anak
sudah tahu rambutnya keriting atau lurus, tubuhnya kurus atau gemuk. Nah
memasuki usia tiga tahun, seiring dengan perkembangan cara berpikirnya, anak
pun sadar jika orang lain dapat menilai dirinya dengan cara tertentu.
Sebagai langkah awal untuk melatihnya berani
tampil adalah dengan menciptakan kondisi agar anak sering bertemu orang lain.
Perkenalkan sosialisasi sejak dini. Bagi orangtua yang sibuk bekerja,
manfaatkan hari libur untuk merangsang sosialisasi si kecil. Saat pergi
kondangan misalnya, ajak anak ikut serta. Di sana ia akan melihat dan bertemu
banyak orang, ia jadi kenal keramaian. Ingatkan juga agar pengasuh jangan
mengeram anak di rumah seharian. Sekali-kali ajak anak bertandang ke
tempat-tempat umum seperti taman yang letaknya tak jauh dari rumah, atau
menemaninya bermain-main dengan anak tetangga.
Memberi kebebasan kepada anak mengambil keputusan
juga dapat membentuk jati dirinya. Sejak usia tiga tahun kepercayaan dirinya sedang
tumbuh sehingga ia merasa dapat melakukan semua sendiri. Saat itu, mulailah
egonya muncul. Ia tahu apa yang bisa dilakukan dan yang tidak, hingga akhirnya
ia dapat membentuk suatu konsep diri yang utuh. Bila anak merasa dapat
melakukan banyak hal, konsep dirinya akan positif. Sebaliknya, kalau ia sering
diserang dengan berbagai hal negatif maka anak akan susah untuk percaya diri.
Si kecil yang selalu malu bicara dengan orang
lain, bisa jadi karena ia sering mendengar kata-kata seperti, “Adek jangan begitu
sama Oom dan Tante, nggak baik itu. Itu nggak sopan.” Atau, tanggapan seperti,
“Adek nyanyinya jangan teriak-teriak begitu, terlalu kenceng, berisik!”
Hati-hati, ini juga bisa membuat anak malu bila harus melantunkan suara. Nah,
jadi, orangtua juga perlu memperhatikan ucapannya buat si kecil ya..
0 komentar:
Posting Komentar